Senin, 14 September 2015

Romansa Andromeda : Pelangi

Matan :

Bagian ini menceritakan 3 tokoh utama, yaitu bumi, langit, dan mentari.
 
Seperti halnya semua yang diciptakan akan selalu berpasangan, seperti siang dan malam, terang dan gelap, lelaki dan perempuan. Begitu juga dengan bumi, tercipta bersama langit sebagai pasangannya. Langit tercipta atas 7 susun, pun begitu dengan bumi. Serasi  berpasangan, agar saling melengkapi tanpa kesenjangan. Ia yang diatas tak lebih mulia dengan yang dibawahnya, dan ia yang dibawah tak lebih hina dari apa yang ada diatasnya. Bukan semata tuhan menciptakan atas dan bawah untuk sebuah strata derajat seperti stereotype yang jamak berlaku, hanya saja untuk saling memandang melihat satu sama lain dan menyatu.
langit selalu ada, setia menyelimuti bumi dibawahnya, memberi kehidupan untuk semua yang tumbuh didalamnya. Melindunginya dari setiap ancaman semesta yang mungkin datang menyerangnya. Bumi membantu langit merangkai kehidupan, membawa setiap butiran air untuk dibuatnya menjadi gumpalan awan yang meneduhkan. Berdua saling melengkapi, bersama untuk tetap saling mencintai.
Namun kadang tak selamanya kisah akan terus mengalun indah. Cerita tak selamanya sesuai mimpi membentuk realita. Mereka saling ada, menatap satu sama lain dengan mudah. Sayangnya cinta tak hanya butuh selalu ada, ia butuh dekat untuk didekap dan memeluknya. 
Bumi perlahan merasa langit tak dapat memeluknya, tak pernah turun untuk sekedar bercengkerama menghabiskan waktu berdua. Memang terlihat ada, tapi cinta tak semudah hanya melihat dan merasakannya.
Langit mulai gundah dengan cinta bumi terhadapnya, ia ragu bumi masih mencintainya. Awan yang terbentuk dari airnya kini berubah pekat dan gelap dibuatnya, sama seperti buih kesedihan yang didatangkan atas keraguan cintanya. Perlahan kesedihan terus membuatnya gundah, hingga tangis tak terbantah, air yang dulu meneduhkan kini kembali turun kepadanya.
Inilah tangisnya, puncak dari semua gundah gulana akan keresahan cintanya. Tercurah membuncah menghujam kebawah. Membasahi bumi bersama gemuruh dalam sedih meratapi. Ia tau ia tak bisa memeluk bumi seperti bumi menginginkannya, tapi setidaknya bumi harus tau ia selalu ada dan tak meninggalkannya. Karena baginya, cinta adalah tentang selalu ada, tak perlu terjamah, hanya setia.
Ia berfikir bumi akan sadar karena tangisnya, kembali setia mencintainya tanpa berfikir harus memeluknya. Sayangnya bumi tak berfikir seperti dia. Baginya cinta adalah tentang selalu ada, didekatnya, memeluk menjamahnya, menyeka setiap gundah yang hadir menyapanya. Dengan tangannya, bukan kata-kata atau sekedar melihat bahwa cintanya selalu ada.
Bumi semakin merasa bahwa cintanya salah, yang ia cintai tak pernah mendekat dan menjamahnya.
Hingga lambat laun cintanya memudar, terpatahkan persepsi hingga membuatnya semakin jauh tak tersadar. Ia berusaha mencari lain pijar.
Sementara langit bersedih meratapi gundahnya, bumi semakin jauh tersesat mencari lain cinta. Sampai dijung waktu saat pekat langit menutupinya. Hadir cahaya indah diujung timur tempatnya bersahaja. Tampak cahaya berbinar menguning, bersama senyum datang menyingsing, menyeka butiran embun diujung dedaunan kering.
Mentari menjelma, datang menghangatkannya saat langit menyelimuti dengan dinginnya. Ia jatuh cinta, mungkin pada pandangan pertama. Tak peduli lagi dengan langit diatasnya, yang ia tahu ada sebercah cahaya indah melebihi langitnya. Semakin lama tampak terlihat untaian anggun cahanya, seolah mengatakan “lihatlah aku dengan seksama, maka kau akan jatuh cinta”. Ia hadir disaat bumi butuh penghibur, butuh sosok yang ada untuk menjamahnya. 
Dan diatas sana, langit melihat dengan kecemburuannya, tapi ia bisa apa? Nyatanya mungkin bumi tak lagi mencintainya, hanya bisa pasrah tanpa tau harus berbuat apa. Mungkin juga langit tak pernah tau, bahwa bumi yang ia kenal tak seperti dulu, yang setia selalu melihatnya dengan rindu.
Tapi bumi lupa, mentari tak bisa seperti langitnya, yang akan dengan rela melindungi dan menyelimutinya.
Mentari semakin tinggi menunjukkan cahayanya, seperti bumi yang semakin terpana melihatnya. Kehangatannya berubah menjadi terik menyengat seolah membakarnya. Bumi heran dibuatnya, yang ia tau cahaya diujung pagi itu dulu menghangatkannya. 
Sementara langit akan tetap menjadi langit yang mencintainya, datang membawa awan menyeka peluhnya, meneduhkan dari terik yang sempat membutakannya. Tapi bumi terlanjur tersesat jauh, lupa bahwa langit masih saja seperti dulu.
Dengan awannya ia turunkan hujan, tak perduli bagaimana bumi melihat mentari sebagai haluan. Bukan dengannya lagi, tak seperti dulu lagi, sedih. 
Hujan turun disiang itu; Langit menangis pilu, beradu sendu. Tapi bukan langit jika ia tak setia, ia masih mencoba menghadirkan cinta diujung resah. Untuk bumi yang mungkin tak pernah berfikir lagi tentangnya. Ia seka air matanya meski sedih masih saja memenuhi kesadarannya. Ia hadirkan untuk bumi untaian cintanya. Ia gunakan mentari untuk membiaskan tangisnya, membentuk pelangi. tunjukkan pada bumi, tentang cintanya yang tak pernah mati. Bahwa meski ia tak bisa menjamah memeluknya, setidaknya ia tak hadirkan terik seperti mentari.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sarah :


Kisah pelangi adalah representasi dari kisah Long Distance Relationship yang banyak terjadi, mengisahkan langit yang ingin berusaha membuktikan pada pasangannya bahwa LDR pun masih bisa bahagia, tak perlu meratapi kisahnya, hanya nikmati saja keadaan yang ada. Langit ingin membuktikan bahwa LDR pun masih bisa terjalani tanpa hambatan.

Bumi seperti pasangan LDR yang mungkin merasa hubungannya tak berbeda jauh dengan tidak berhubungan. Sama saja, bukankah LDR sama saja berpasangan dengan rasa sendiri? Yang ia tahu cinta itu selalu ada, bersama dan memeluknya. Memang LDR bisa selalu ada, tapi nyatanya tak pernah bisa bersama memeluknya. Ia hanya ingin kisah cinta yang sebenarnya, memeluk menjamah menghabiskan waktu berdua, bukan hanya sekedar melihat dan berkabar seolah ada namun tak pernah bersama. Ia tak salah, bukan juga tak setia. Tapi ia hanya ingin kisah indah yang sesungguhnya.

Mentari hanya seorang yang tiba-tiba datang saat hubungan tak harmonis. Bukan orang ketiga, atau perusak kisah cinta. Hanya saja ia datang saat bumi butuh kenyamanan, saat konsep setia terpatahkan. Ia hanya seorang yang dianggap nyaman, datang dengan senyuman, kemudian seolah selalu ada dan menemani. Meski sebenarnya mentari tahu posisi keduanya. Ia tahu bagaimanapun juga bumi akan kembali kepada langit, dan ia akan terus menjadi mentari, terlepas dari bumi mengingatnya atau tidak nantinya. Makanya sebelum ia terjebak sama situasi kenyamanan yang ada dan dianggap perusak, ia lebih memilih merusak kenyamanan bumi terhadap dirinya sendiri, membantu bumi kembali terhadap langit, dan kemudian menghilang dan pergi. Toh nantinya dengan mudah bumi akan melupakannya jika langit datang.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dalam kitab klasik (kitab kuning), Matan adalah isi dari kitab itu sendiri, sedangkan Sarah adalah penjelasan dari isi kitabnya.
 
by Facebook Comment

1 komentar:

  1. humm, ternyata berakhir disini juga garis asimtot gw.. :)

    BalasHapus